DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang :…………………………..1
1.2 Rumusan Masalah :…………………………..1
1.3 Tujuan Penulisan :…………………………..1
BAB II PEMBAHASAN
2.1
Pengertian Ekonomi dan Ekonomi Kesehatan :………………………….2-4
2.2 Aspek
Ekonomi dan Pelayanan Kesehatan :………………………….4-5
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan :…………………………..6
3.2 Saran :…………………………..6
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ekonomi
kesehatan merupakan disiplin ilmu ekonomi yang diterapkan kepada para
pelaku kesehatan. Ekonomi kesehatan tidak selalu mempunyai jawaban untuk
memecahkan segala masalah, masih ada kesulitan dan keterbatasan dalam penerapan
konsep dan teknik ekonomi pada bidang kesehatan. Ekonomi kesehatan memang akan
sangat menarik bagi para ekonomi, tetapi dalam praktek penerapanya pada
perencanaan kesehatan masih sulit. Para ekonomi memberikan penjelasan
kepada tenaga kesehatan (dokter, para medis, tenaga kesehatan lainnya, pasien
dan politisi), untuk mengubah pola pikir mereka tentang ekonomi untuk keperluan
atau yang berhubungan dengan masalah kesehatan.
Dalam ekonomi, ada dua metode yakni ekonomi positif
(Positive economics) dan Ekonomi normatif (Normative economics). Ekonomi
positif mempelajari berbagai pelaku dan proses bekerjanya aktivitas ekonomi,
tanpa menggunakan suatu pandangan subjektif untuk menyatakan bahwa sesuatu itu
baik atau jelek dari sudut pandang ekonomi. Sedangkan ekonomi negatif
mempelajari perilaku ekonomi yang terjadi, dengan mencoba memberikan penilaian
baik atau buruk berdasarkan pertimbangan subjektif.
Dari beberapa teori tersebut, membuat penulis ingin
membuat sebuah artikel tentang “Hubungan Ilmu Ekonomi dan Ilmu Ekonomi
Kesehatan” untuk memberika informasi agar dapat menambah wawasan para pembaca.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan ekonomi dan ekonomi
kesehatan ?
1.2.2 Bagaimana aspek ekonomi dan
pelayanan kesehatan ?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian ekonomi dan ekonomi
kesehatan
1.3.2 Untuk mengetahui aspek ekonomi
dan pelayanan kesehatan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Ekonomi dan Ekonomi Kesehatan
2.1.1
Pengertian Ilmu Ekonomi
Ilmu
Ekonomi menurut Samuelson (1995) adalah ilmu mengenai pilihan yang mempelajari
bagaimana orang memilih sumber daya produksi yang langka/terbatas, untuk
memperoduksi berbagai komoditi dan mendistribusikannya keanggota masyarakat
untuk dikomsumsi.
Definisi ini tidak terbatas hanya pada kegiatan yang
berkaitan dengan manusia saja, akan tetapi dapat diterapkan pada semua kegiatan
yang menghadapi keterbatasan atau kelangkaan sumber daya sehingga pilihan harus
ditentukan. Oleh karena itu sering dijelaskan bahwa ekonomi adalah suatu ilmu
mengenai keterbatasan atau kelangkaan sumber daya dan penentuan pilihannya.
Batasan tersebut terlihat pada analisis untuk pengambilan keputusan yang
berkaitan dengan sumber daya dan pilihannya. Bidang dari ilmu ekonomi ini
disebut dengan Positive economics.
Positive Economics vs Normative
Economics
Positive
economics merupakan bidang yang berkaitan dengan “Apa yang
terjadi”, atau “apa yang telah terjadi”, dan “Apa yang akan terjadi”. Positive
Ekonomi merupakan ilmu ekonomi yang bersifat deskriptif, mempelajari tentang
bagaimana komoditas diproduksi, didisitribusi, dikonsumsi dalam keterbatasan
sumber daya.
Disamping itu ada
lagi yang disebut dengan Normative Economics, yaitu
bidang ilmu ekonomi yang lebih banyak membicarakan tentang “apa yang seharusnya
terjadi”, bukan apa yang terjadi. Normative economics selalu
berkaitan dengan norma-norma atau standar yang harus diterapkan, biasanya
ketidaksesuaian mengenai hal-hal normatif akan sulit diatasi dengan
mempergunakan observasi empiris. Normatif ekonomi merupakan ilmu ekonomi yang
bersifat perspektif, mempelajari bagaimana menentukan yang seharusnya. Misalnya
hal mengenai adanya pasar bebas bagi jasa pelayanan kesehatan merupakan hal
yang berkaitan dengan Normative economics, bila berhubungan
dengan nilai kebebasan konsumen untuk memilih. Sedangkan Positive
economics bila berkaitan dengan bagaimana perilaku pasar bebas dan
bagaimana praktek sehari-hari.
Walaupun Positive
Economics tidak menentukan bagaimana seharusnya sesuatu dilaksanakan,
akan tetapi bidang ini tetap penting bagi pembuatan kebijaksanaan. Misalnya
sebagai pedoman dalam memperkirakan akibat dari berbagai tujuan dan
kebijaksanaan yang telah dipilih.
2.1.2
Pengertian Kesehatan
Menurut Undang-Undang
Kesehatan adalah
keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang memungkinkan setiap orang
hidup produktif secara sosial, dan ekonomis. Upaya kesehatan adalah setiap
kegiatan untuk memelihara, dan meningkatkan kesehatan yang dilakukan oleh
pemerintah, dan atau masyarakat. Tenaga kesehatan adalah
setiap orang yang mengabdikan diri dalam
bidang kesehatan serta memiliki pengetahuan, dan atau keterampilan melalui pendidikan di bidang
kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan kewenangan untuk melakukan upaya
kesehatan. Sarana kesehatan adalah
tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan. Kesehatan adalah
sesuatu yang sangat berguna
2.1.3 Pengertian Ekonomi Kesehatan
Menurut Mills dan Gillson (1999) mendefinisikan
ekonomi kesehatan sebagai penerapan teori, konsep dan teknik ilmu ekonomi dalam
sektor kesehatan. Ekonomi kesehatan berhubungan dengan hal-hal sebagai berikut
:
1. Alokasi sumber daya diantara
berbagai upaya kesehtan.
2. Jumlah sumber daya yang
dipergunakan dalam pelayanan kesehatan.
3. Pengorganisasian dan
pembiayaan dari berbagai pelayanan kesehatan.
4. Efisiensi pengalokasian dan
penggunaan berbagai sumber daya.
5. Dampak upaya pencegahan ,
pengobatan dan pemulihan kesehatan pada individu dan masyarakat.
Menurut Kharman
(1964) menjelaskan bahwa ekonomi kesehatan itu merupakan aplikasi ekonomi dalam
bidang kesehatan. Secara umum ekonomi kesehatan akan berkonsentrasi pada industri
kesehatan. Ada 4 bidang yang tercakup dalam ekonomi kesehatan yaitu :
1. Peraturan (regulation)
2. Perencanaan (planning)
3. Pemeliharaan kesehatan
( the health maintenance ) atau organisasi
4. Analisis Cost dan benefict
Pembahasan dalam ilmu
ekonomi kesehatan mencakup costumer (dalam hal ini pasien / pengguna pelayanan
kesehtan) provider ( yang merupkan profesional investor, yang terdiri dari
publik maupun private), pemerintah ( government).
Ilmu ekonomi
kesehatan berperan dalam rasionalisasi pemilihan dan pelaksanaan kegiatan yang
berkaitan dengan pelayanan kesehatan terutama yang menyangkut penggunaan sumber
daya yang terbatas. Dengan diterapkannya ilmu ekonomi dalam bidang kesehtan,
maka kegiatan yang akan di laksanakan harus memenuhi kriteria efisiensi atau
apakah kegitan tersebut bersifat Cost Efective. Ada kalanya menerapkan ilmu
ekonomi harus memenuhi kriteria interest-eficient, sedangkan pada kesehatan
adalah interest-individu.
Terdapat banyak
definisi ekonomi kesehatan. Salah satunya mendefinsikan ekonomi kesehatan
sebagai ilmu yang mempelajari suplai dan demand sumber daya pelayanan kesehatan
dan dampak sumber daya pelayanan kesehatan terhadap populasi. Tentu saja
definisi hanya merepresentasikan sebagian kecil topik yang dipelajari dalam
ekonomi kesehatan. Ekonomi kesehatan perlu dipelajari, karena terdapat hubungan
antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan mempengaruhi kondisi ekonomi, dan
sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan. Sebagai contoh:
1.
Kesehatan yang buruk seorang menyebabkan biaya bagi
orang tersebut karena menurunnya kemampuan untuk menikmati hidup, memperoleh
penghasilan, atau bekerja dengan efektif. Kesehatan yang lebih baik
memungkinkan seorang untuk memenuhi hidup yang lebih produktif.
2.
Kesehatan yang buruk individu dapat memberikan dampak
dan ancaman bagi orang lain.
3.
Seorang yang terinfeksi penyakit infeksi dapat menular
ke orang lain. Misalnya, AIDS
4.
Kepala rumah tangga pencari nafkah yang tidak sehat
atau sakit akan menyebabkan penurunan pendapatan keluarga, makanan dan
perumahan yang buruk bagi keluarga
5.
Anggota keluarga yang harus membantu merawat anggota
keluarga yang sakit akan kehilangan waktu untuk mendapatkan penghasilan dari
pekerjaan
6.
Pekerja yang memiliki kesehatan buruk akan mengalami
menurunan produktivitas
Jadi pelayanan
kesehatan yang lebih baik akan memberikan manfaat bagi individu dan masyarakat
keseluruhan jika membawa kesehatan yang lebih baik. Status kesehatan penduduk
yang baik meningkatkan produktivitas, meningkatkan pendapatan per kapita,
meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara (Murti,2011).
2.2
Aspek Ekonomi dan Pelayanan Kesehatan
Aspek ekonomi seperti pendapatan merupakan syarat utama
untuk dapat menikmati fasilitas kesehatan dalam upaya meningkatkan kesehatan
masyarakat. Faktorfaktor yang mempengaruhi tingkat kesehatan antara lain,
tersedianya sarana kesehatan, keadaan lingkungan yang memadai, dan mutu makanan
yang di konsumsi. Penanganan faktor tersebut harus dilakukan terarah dan
terpadu dengan memperhatikan kondisi sosial ekonomi yang berkaitan (Rahmi,
2008). Keadaan faktor sosial ekonomi juga berpengaruh dalam memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang tersedia, seperti pendidikan, pekerjaan dan tingkat
pendapatan yang diperoleh oleh rumah tangga (Yulia, 2009).
Pelayanan
kesehatan untuk masyarakat merupakan hak asasi manusia yang harus dilaksanakan
negara. Pemerintah harus mampu memberikan perlakuan yang sama kepada warganya
dalam pelayanan kesehatan maupun pelayanan publik lainnya. Dalam
penyelenggaraan pelayanan kesehatan, masyarakat dengan status ekonomi lebih
tinggi mempunyai askses terhadap pelayanan kesehatan lebih baik dibandingkan
dengan mereka dengan status ekonomi rendah (Susanto dan Mubasysyir, 2006).
Peningkatan pelayanan kesehatan diharapkan dapat menghasilkan derajat kesehatan
masyarakat lebih tinggi sehingga memungkinkan masyarakat hidup lebih produktif,
baik secara ekonomi maupun sosial sehingga tercipta masyarakat sehat secara
keseluruhan.
1. KARAKTERISTIK PELAYANAN KESEHATAN
Pelayanan
kesehatan berbeda dengan barang dan pelayanan ekonomi lainya. Pelayanan
kesehatan atau pelayanan medis sangat heterogen, terdiri atas banyak sekali
barang dan pelayanan yang bertujuan memelihara, memperbaiki, memulihkan
kesehatan fissik dan jiwa seorang. Karena sifat yang sangaat heterogen,
pelayaanan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Beberapa karaakteristik
khusus pelayanan kesehatan sebagai berikut (Santerre dan Neun, 2000):
1.
Intangibility. Tidak seperti mobil atau makanan, pelayanan kesehatan tidak bisa
dinilai oleh panca indera. Konsumen (pasien) tidak bisa melihat, mendengar,
membau, merasakan, mengecap pelayanan kesehatan.
2. Inseparability. Produksi dan konsumsi
pelayanan kesehatan terjadi secara simultan (bersama). Makanan bisa dibuat
dulu, untuk dikonsumsi kemudian. Tindakan operatif yang dilakukan dokter bedah
pada saat yang sama digunakan oleh pasien.
3.
Inventory. Pelayanan kesehataan tidak bisa disimpan untuk digunakan pada saat
dibutuhkan oleh pasien nantinya.
4.
Inkonsistensi. Komposisi dan kualitas pelayanan kesehatan yang diterima pasien
dari dari seorang dokter dari waktu ke waktu, maupun pelayanan kesehatan yang
digunakan antar pasien, bervariasi.
Jadi
pelayanaan kesehatan sulit diukur secara kuantitatif. Biasanya pelayanan
kesehatan diukur berdasarkan ketersediaaan (jumlah dokter atau tempat tidur
rumah sakit per 1,000 penduduk) atau penggunaan (jumlah konsultasi atau
pembedahan per kapita).
BAB
III
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Ekonomi kesehatan sebagai ilmu yang mempelajari suplai
dan demand sumber daya pelayanan kesehatan dan dampak sumber daya pelayanan
kesehatan terhadap populasi. Tentu saja definisi hanya merepresentasikan
sebagian kecil topik yang dipelajari dalam ekonomi kesehatan. Ekonomi kesehatan
perlu dipelajari, karena terdapat hubungan antara kesehatan dan ekonomi. Kesehatan
mempengaruhi kondisi ekonomi, dan sebaliknya ekonomi mempengaruhi kesehatan.
Ada beberapa aspek sistem kesehatan yang dapat dilihat
efisiensinya yakni efisiensi produktif, efisiensi teknis, dan efisiensi
alokatif. Kemajuan intervensi di bidang pencegahan, pengobatan dan
rehabilitasi penyakit (ilmu kedokteran) tidak akan mampu meningkatkan status
kesehatan masyarakat secara adil (equal) bila tidak dibarengi dengan
pengelolaan sistem kesehatan yang tepat, yaitu dengan memaksimalkan manfaat
untuk kepentingan masyarakat banyak. Sistem kesehatan yang teapt juga akan
membuat suatu negara mencapai tujuan normatif sistem kesehatan, yakni
peningkatan efisiensi, mutu, ekuitas, dan kesinambungan pelayanan kesehatan.
Keseimbangan
ekonomi adalah keadaan di mana kekuatan ekonomi yang seimbang dan tidak adanya
pengaruh eksternal, (keseimbangan) nilai dan variabel ekonomi tidak akan
berubah. Ini adalah titik di mana kuantitas yang diminta dan kuantitas yang
ditawarkan sama. Keseimbangan pasar, misalnya, mengacu pada suatu kondisi
dimana harga pasar yang dibentuk melalui kompetisi seperti bahwa jumlah barang
atau jasa yang dicari oleh pembeli adalah sama dengan jumlah barang
atau jasa yang dihasilkan oleh penjual.
3.2
Saran
Makalah ini di
buat berdasarkan referensi dari berbagai sumber dengan pembahasan atau judul dari pembuatan makalah, masih
terdapat banyak kekurangan yang harus di perbaiki,
masalah penulisan kelengkapan data dan
lain-lain.
Dafta
Pustaka
http://sakinahkreatif.blogspot.co.id/2014/08/konsep-dasar-ekonomi-kesehatan.html. Di akses pada tanggal 03 September
2016 jam 13.55 WITA
Murti, Bhisma.
2011. Ekonomi Kesehatan. Di akses dari website : www.fk.uns.ac.id pada
tanggal 03 September 2016 jam 14.00 WITA
http://repository.unand.ac.id/19656/4/BAB%20I.pdf. Di akses pada tanggal 03 September
2016 jam 14.00 WITA
https://id.wikipedia.org/wiki/Kesehatan#Kesehatan_Menurut_Undang-Undang Di akses pada tanggal 03 September 2016
jam 14.00 WITA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar