KATA
PENGANTAR
Dengan
mengucap puji dan syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya juga memberikan kesehatan, pikiran serta
ketabahan dalam menyusun tugas makalah Pembiayaan program pengawasan penyakit
menular di indonesia. Di dalam menyusun makalah ini, kami sering mengalami kesulitan,
namun berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak, segala kesulitan itu dapat
teratasi. Oleh karena itu, kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini
baik bantuan yang berupa dorongan maupun semangat sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Manado, Oktober 2016
Penulis
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
BAB
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang :…………………………..1
1.2 Rumusan Masalah :…………………………..2
1.3 Tujuan Penulisan :…………………………..2
BAB II PEMBAHASAN
2.1
pembiayan pengawasan penyakit menular :…………………………..2
2.2
program pengawasan penyakit diare :…………………………..2
2.3 Efisiensi Biaya Pengobatan
Penyakit Diare Melalui Penggunaan Obat-Obatan
Secara Rasional :…………………………..2
2.4 Masalah Dalam Pembiayaan Pengawasan Penyakit Diare :………………...2
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan :…………………………..4
3.2 Saran :…………………………..4
DAFTAR PUSTAKA
Dengan
mengucap puji dan syukur dan terimakasih kepada Allah SWT, yang telah
melimpahkan rahmat dan karuniaNya juga memberikan kesehatan, pikiran serta
ketabahan dalam menyusun tuDULgas makalah Pembiayaan program pengawasan penyakit
menular di indonesia. Di dalam menyusun makalah ini, kami sering mengalami kesulitan,
namun berkat bantuan dan dukungan dari semua pihak, segala kesulitan itu dapat
teratasi. Oleh karena itu, kami juga ingin menyampaikan terima kasih kepada
semua pihak yang telah membantu kami dalam menyelesaikan penyusunan makalah ini
baik bantuan yang berupa dorongan maupun semangat sehingga kami dapat
menyelesaikan makalah ini.
Manado, Oktober 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Masalah
pembiayaan perawatan kesehatan di Indonesia semakin mendapat perhatian selama
lima tahun terakhir ini. Ini adalah sebagian tindakan yang cepat dengan
mengedrop (menghentikan) anggaran
kesehatan sebagai akibat dari resesi ekonomi yang dialami oleh suatu Negara.
Sebagai konsekuensinya penemuan kembali dan perpanjangan pengiriman biaya
perawatan kesehatan pantas mendapat perhatian khusus. Di samping itu potensi
keuangan masyarakat seperti yang telah diungkapkan dalam beberapa penelitian
yang diprakarsai oleh departemen kesehatan diperluas.
Untuk
sementara penggunaan alokasi sumber lebih efisien dengan memprioritaskan
pembangunan kesehatan yang dikombinasikan dengan penerapan yang lebih rasional dari tiap-tiap program
khusus yaitu pertimbangan dalam menentukan pengurangan anggaran secara tepat.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan pembiayan pengawasan penyakit menular ?
2. Bagaimana
program pengawasan penyakit diare ?
3. Bagaimana Efisiensi Biaya
Pengobatan Penyakit Diare Melalui Penggunaan Obat-Obatan Secara Rasional ?
4. Apa yang dimaksud Masalah
Dalam Pembiayaan Pengawasan Penyakit Diare ?
5. Bagaimana Integrasi
pengawasan penyakit diare dan radang tenggorokan akut ?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Untuk
menegtahui pembiayan pengawasan penyakit menular.
2. Untuk
mengetahui program pengawasan penyakit diare.
3. Untuk
mengetahui Efisiensi
Biaya Pengobatan Penyakit Diare Melalui Penggunaan Obat-Obatan Secara Rasional.
4. Untuk
mengetahui Masalah
Dalam Pembiayaan Pengawasan Penyakit Diare.
5. Untuk
menegtahui Integrasi
pengawasan penyakit diare dan radang tenggorokan akut.
BAB
II
PEMBAHASAN
2.1 Pembiayaan Pengawasan Penyakit Menular
Perluasan program pengawasan penyakit diare, malaria
dan imunisasi diberikan prioritas utama. Hampir seluruh pengeluaran
program pengawasan penyakit memperoleh sumber dana dari pemerintah pusat yang
dialokasikan melalalui saluran yang berbeda dan beberapa dari sulmbangan
pemerintah provinsi dan kabupaten.
Anggaran pemerintah termasuk bantuan eksternal
berkurang pada tahun 1984/1985 sampai 1987/1988. Data menunujukan berkurang 75
% selama empat tahun. Bagaimanapun juga komponen bantuan asing tumbuh 6 kali
untuk menutupi kekurangan tersebut.
2.2 Pembiayaan Program Pemberantasan Penyakit
Diare (CDD)
Tren penurunan anggaran program pemberantasan penyakit
menular dalam lima tahun terakhir mengharuskan menyusun prioritas yang lebih
baik dalam program pengawasan penyakit menular untuk menvapai satu tujuan
program kesehatan nasional yaitu menurunkan Infant Mortality Rate (IMR).
2.3 Efisiensi Biaya Pengobatan Penyakit Diare Melalui
Penggunaan Obat-Obatan Secara Rasional
Studi yang dilakukan oleh departemen kesehatan
dengan sponsor dari USAID yang berkenan dengan obat-obatan untuk kelangsungan
hidup anak dalam system kesehatan masyarakat Indonesia menyatakan bahwa
sebagian besar perawatan yang dilakun dalam menyediakan fasilitas umum masih
tidak rasional termasuk pengobatan penyakit diare. Pengeluaran untuk pembelian
antibiotic sekitar 40 % dari seluruh anggatan obat-obatan sedangkan
penggunaannya tidak rasional. Di Jawa Barat kampanye tentang Oral Rehidration
Therapy (ORT) sekaranag sedang berlangsung. Membantu penggunaan secara rasional
obat-obatan dari garam oralit terutama cairan untuk pengobatan diare di rumah.
2.4 Masalah Dalam Pembiayaan Pengawasan Penyakit Diare
Masalah
– masalah dalam pembiayaan pengawasan penyakit diare diantaranya :
a. Pendidikan Masyarakat
Pendidikan
masyarakat memberikan peranan yang sangat penting. Pengetahuan serta perilaku
yang lebih baik sangat diperlukan jika masyarakat meminta untuk meningkatkan
sumbangan pembiayaan pengawasan penyakit diare.
b. Peran Sektor Swasta
Peranan
swasta adalah kemauannya untuk berpartisipasi dalam penyebarluasan garam oralit
sampai ke level paling bawah untuk memenuhi permintaan . jika ini dapat dicapai
makan beban pemerintah akan menjadi ringan dan yang paling utama adalah
bagaimana membangkitkan permintaan masyrakat terhadap oralit secara tepat.
c. Training profesi medis dan paramedis
Kasus
manajemen yang tidak rasional hanya dapat berkurang dengan reorientasi medis
seperti pendidikan paramedic. Usaha menambah penggunaan oralit dari 15,5 %
menjadi 68,1 % sesudah kampanye dimulai. Jika semua pasien dirawat ideal dimana
hanya 20 % yang mendapat antibiotik dan 100 % oralit maka biaya akan menurun 51
%. Hal itu mengubah perhitungan dalam skala besar bila penduduk yang dilayani
oleh pusat kesehatan adalah 80000 orang. Dimana penduduk dibawah lima tahun
adalah 14 % atau sekitar 4.200 jelas merupakan penghematan obat-obatan yang
lebih rasional.
d. Pembelian Obat-obatan untuk Pusat Kesehatan dan Rumah
Sakit
Dalam
kasus ini berdasarkan perjanjian yang bertanggung jawab secara resmi terutama
dalam usaha memperolehj obat-obatan sesuai dengan pola penyakit dan juga aspek
kasus menajemen yang rasional.
2.5 Integrasi
pengawasan penyakit diare dan radang tenggorokan akut
Mengingat kesamaan dalam perawatan penyakit diare dan
radang tenggor\okan akut khususnya dalam manajemennya. Usaha yang dalam aspek
ini di beberapa lembaga menunjukan hasil yang dapat diharapkan
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perluasan program pengawasan penyakit diare, malaria
dan imunisasi diberikan prioritas utama. Hampir seluruh pengeluaran
program pengawasan penyakit memperoleh sumber dana dari pemerintah pusat yang
dialokasikan melalalui saluran yang berbeda dan beberapa dari sulmbangan
pemerintah provinsi dan kabupaten.
Tren penurunan anggaran program pemberantasan penyakit
menular dalam lima tahun terakhir mengharuskan menyusun prioritas yang lebih
baik dalam program pengawasan penyakit menular untuk menvapai satu tujuan
program kesehatan nasional yaitu menurunkan Infant Mortality Rate (IMR).
3.2 Saran
Makalah
ini di buat berdasarkan referensi dari berbagai sumber dengan pembahasan atau judul dari pembuatan makalah, masih
terdapat banyak kekurangan yang harus di perbaiki,
masalah penulisan kelengkapan data dan
lain-lain.
Daftar Pustaka
Tjiptoherijanto Prijono. 2008, Ekonomi
Kesehatan, PT Rineka Cipta, Jakarta
Soestyo Budhi. 2008, Ekonomi Kesehatan, PT Rineka Cipta,
Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar